Dalam masa kehamilan, pemantauan kondisi janin di dalam rahim perlu untuk dilakukan. Hal ini agar bayi lahir dalam kondisi yang sehat. Namun, terdapat beberapa kondisi yang membuat pertumbuhan janin mengalami hambatan. Salah satunya adalah Intrauterine growth restriction (IUGR), dimana berat badan janin berada pada rentang yang lebih rendah dari usia kandungan atau dikenal juga dengan pertumbuhan janin terhambat. Kondisi ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan USG dan perhitungan usia gestasi (usia kandungan).
Terdapat dua jenis IUGR, yaitu primer dan sekunder.
- Intrauterine growth restriction primer
IUGR primer adalah pertumbuhan janin terhambat sehingga ukuran tubuh di dalam janin cenderung lebih kecil dari yang seharusnya.
- Intrauterine growth restriction sekunder
Kondisi ini dapat terdeteksi pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga, dimana kepala berukuran normal namun bagian tubuh lebih kecil dari semestinya. Hal ini membuat ukuran tubuh janin tidak proporsional.
Gejala dan Tanda Intrauterine Growth Restriction
Tidak semua ibu hamil yang mengandung janin dengan kondisi IUGR merasakan keluhan atau gejala spesifik. Namun, yang dapat terlihat adalah ukuran perut ibu akan lebih kecil dibanding kehamilan dengan janin yang tumbuh normal. Untuk memastikan kondisi ini, harus dilakukan dengan USG.
Janin dengan kondisi IUGR akan memiliki ukuran lebih kecil 10% jika dibandingkan dengan ukuran janin normal seusianya. Penampilan bayi juga akan terlihat pucat dan kulit yang lebih kering.
Penyebab Intrauterine Growth Restriction
IUGR dapat terjadi karena plasenta tidak bekerja cukup baik untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh secara normal.
Beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan intrauterine growth restriction adalah masalah kromosom atau infeksi, seperti cytomegalovirus atau toksoplasmosis.
Beberapa faktor lain yang dapat membuat janin dengan IUGR adalah sebagai berikut:
- Faktor dari Ibu
Intrauterine growth restriction dapat terjadi jika saat hamil ibu mengalami kondisi seperti:
- Tekanan darah tinggi
- Diabetes parah
- Penyakit ginjal
- Penyakit jantung
- Masalah pernapasan
- Infeksi tertentu
- Malnutrisi
- Mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol
- Merokok
- Faktor pada rahim dan plasenta
- Alirah darah ke rahim dan plasenta berkurang
- Plasenta terlepas dari rahim (solusio plasenta)
- Plasenta berada terlalu bawah dan menutupi jalan lahir
- Infeksi pada jaringan sekitar janin
Selain itu, kehamilan kembar dan kondisi cacat lahir juga dapat meningkatkan risiko terjadinya IUGR.
Pengobatan Intrauterine Growth Restriction
Penanganan dan perawatan IUGR akan disesuaikan dengan penyebab, kondisi janin, serta usia kehamilan. Dokter akan melakukan pemantauan pertumbuhan janin secara berkala.
Jika ibu memiliki penyakit lain yang menjadi faktor janin dengan kondisi IUGR, maka perawatan janin juga akan meliputi penyakit lain yang diderita oleh ibu. Pada kasus tertentu, ibu hamil dianjurkan untuk menjalani bedrest agar aliran darah ke janin dapat lancar.
Selain itu, ketika IUGR terjadi pada saat kehamilan memasuki usia 34 minggu, dokter mungkin akan menyarankan ibu untuk mempercepat proses persalinan. Hal ini juga dilakukan jika dalam pemantauan pertumbuhan janin tampak berhenti.
Cara Mencegah IUGR
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi risiko intrauterine growth restriction pada janin adalah sebagai berikut:
- Melakukan pengecekan kandungan secara rutin
- Peka terhadap gerakan janin
- Tidak mengkonsumsi obat sembarangan karena beberapa jenis obat dapat mengganggu kesehatan janin
- Mengkonsumsi makan sehat dan bergizi untuk mendukung tumbuh kembang janin
- Istirahat yang cukup dan tidak beraktivitas yang berlebihan
- Menghindari konsumsi alkohol dan merokok
- Menjalani gaya hidup sehat
Jika ibu hamil merasakan ada yang berbeda dari gerakan atau pertumbuhan janin, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.